Monday, October 11, 2010

Kesadaran Yang Menyakitkan

oh Tuhan, aku rasa ini terlalu berat untuk aku lewati
terlalu banyak hal yang menggugahku
disini aku merasa tidak layak lagi menginjaki Bumi yang indah ini
aku dipandang begini-begini saja
tak ada yang berubah dari semuanya
semua semakin menyakitkan
cacian demi cacian terus aku tampung tanpa berusaha membela apapun
serasa serba salah
Tuhan, bolehkah aku bertanya dengan kata mengapa?
mengapa ini terjadi begitu lama dan tak pernah ada habisnya?
mengapa dari hari ke hari semuanya semakin perih dan pedih?
ada apa denganku?
apa yang Kau tahirkan atas nama Sylvina Halim ini?
dimana letak kemampuanku untuk menerjang godaan jahat ini?
mengapa mereka begitu tak menyukaiku ya Tuhan?
mengapa ini sering kali membuat aku tak berkutik untuk melakukan pembelaan?
jikalau Tuhan berikan aku pilihan lain, aku tak mau seperti orang tak mempunyai pandangan atas
selalu dianggap remeh dan rendah bakat
tak bisa melakukan apa-apa selain menangis dalam hati dan meringis dalam dada
mengapa titik kelemahanku begitu banyak merisihkan orang lain?
aku sadar, aku dibenci dan tak layak hidup bersama mereka
kalau aku harus menelan rasa sepahit ini setiap hari, aku bukanlah manusia yang baik
karena aku selalu tidak didengar
aku malah sering mendengar nama "solidaritas" akhir-akhir ini
mereka sering menyebutnya setiap waktu
lalu, solidaritas apanya?????
tidak ada seorang pun yang mengerti rasa sakitku ini
kapankah aku bisa merasakan kebebasan penuh
kapan aku dapat menghilangkan cuekku, kalau tidak ada kesempatan yang berarti
aku dianggap apa selama ini?
apa salahku hingga sedemikian benci dan tidak suka padaku?
coba, kalau seluruh sekolah tau, aku akan pergi besok
apa yang akan terjadi?
mungkin akan terbuka surga yang terindah selama ini menghilang dengan kehadiranku di dunia ini
perasaan hancur ini harus aku bawa kemana?
Tuhan Yesus, aku lelah menjalani beban ini
semua terasa sangat menyakitkan
kelemahanku begitu besar dan tak layak diberi perbaikan!
maka semuanya menghindariku
inilah tanda-tanda orang berdosa dengan nilai paling tinggi
jujur, ini lebih menyakitkan kalau harus ditolak oleh orang yang paling kita cintai
ya, aku ditolak mentah-mentah oleh orang yang "PALING AKU KENALI"
kepedihan ini haruskah aku bawa hingga aku besar nanti?
solidaritas?
tidak akan pernah aku rasakan yang namanya solidaritas dalam hidupku
yang ada aku belajar untuk selalu mengerti dan peka akan kesulitan mereka
hanya Tuhan yang mampu mengerti akan diriku
Tuhan, maafkan aku jika kadang ada kata "menyerah" dalam kamus kecilku
aku tau, kata maafku ini sudah terlambat di tangan-Mu
dan aku memang tidak layak untuk dimaafkan
namun aku menaruh kepercayaan dan keyakinan kepada-Mu
pehderitaan kecil ini akan pergi jauh apabila ada cahaya iman dari-Mu
ketenangan-Mu yang paling aku nantikan
keagungan-Mu mampu mengubah arah pikiranku
surgaku yang sesungguhnya ada di dalam tangan dan wajah-Mu yang damai
seta kebaikan hati Bunda yang paling manis sedunia tanpa ada secercah noda
doaku ini kutuangkan atas pengalaman dan garis takdir bagiku seorang
hidup ini indah namun juga menyedihkan dan menyakitkan
cobaan ini itu akan silih berganti
semoga aku tak lupa untuk selalu berdoa dan bersyukur sambil menangis

No comments:

Post a Comment